Menulis adalah media untuk mentransformasi energi - pengetahuan kedalam bentuk tulisan

PERAN PENTING ORANG TUA DALAM PERKEMBANGAN BELAJAR SANG ANAK


Sebagai pendidik kerap kali mendapati permasalahan berkaitan dengan peserta didik. Karena iklim di kelas yang heterogen, mulai dari latar belakang keluarga, status ekonomi, sosial maupun budaya yang berbeda-beda di lingkungan masing-masing peserta didik. Peserta didik yang kedua orang tuanya lengkap, memberikan perhatian kepada anaknya menjadi faktor penting terhadap psikis dan minat untuk belajar. Sedangkan untuk peserta didik yang jauh dari orang tua, entah karena pekerjaan atau yang lainnya cenderung banyak permasalan yang muncul. Kebanyakan dari mereka acuh terhadap guru maupun pelajaran yang diberikan. Bahkan tidak sedikit dari mereka berani untuk berontak terhadap gurunya. Kebanyakan permasalahan kenakalan peserta didik yang timbul dari rumah, yakni permasalahan dengan kedua orang tuanya. Hal ini terjadi dikelas yang saya ajar, bahkan menjadi permasalahan ditingkat sekolah. Awalnya sekolah kami menerima peserta didik pindahan dari SMA Jaya kelas XI, anggap saja namanya Mawar. Mulai duduk dikelas XI sudah menunjukkan gelagat yang berbeda dari teman sebayanya. Di semester awal Mawar menunjukkan perilaku yang baik, rajin dan semangat dalam belajar. Namun di semester kedua mulai ada perubahan yang terjadi, bahkan diakhir semester genap Mawar terkendala untuk naik kelas karena banyak nilai yang belum tuntas. Saat itu wali kelasnya memberikan kesempatan kepada Mawar untuk berubah dan mau memperbaiki diri disaksikan kedua orang tuanya. Bukannya berubah malah menjadi-jadi. Pada saat itu saya mengajar matematika dikelasnya, bertepatan saat itu saya menjadi kepala sekolahnya. Selidik punya selidik ternyata sikap Mawar mulai berubah saat ada permasalahan yang muncul di keluarganya. Kedua orang tuanya sering bertengkar. Melihat hal tersebut Mawar menjadi kecewa dan benci dengan orang tuanya. Disaat Mawar butuh perhatian lebih untuk merubah sikap dan perilakunya, kedua orang tuanya malah memberikan contoh sebaliknya. Akhirnya Mawar melampiaskan dengan sikap dan perilaku kurang baik disekolah. Mulai dari jarang masuk, malas mengerjakan tugas bahkan sampai terjerumus ke dalam jurang obat-obatan.

Sampai pada akhirnya pihak sekolah tahu. Berdasarkan hasil rapat dewan guru, guru BK dan wali kelas, akhirnya sekolah memutuskan untuk mengembalikan kembali Mawar ke orang tuanya, karena dianggap sekolah sudah tidak mampu untuk membina. Karena wali kelas sudah beberapa kali memberikan peringatan, sampai pihak sekolah sudah memberikan surat peringatan tiga kali ke Mawar dan orang tuanya. Sekolah sudah maksimal memberikan kesempatan untuk bisa berubah, namun kesempatan itu disia-siakan oleh Mawar dan orang tuanya. Mendengar keputusan sekolah untuk mengembalikan Mawar ke orang tuanya, akhirnya muncul kesadaran Mawar dan orang tuanya. Mawar adalah siswa pindahan dan sekarang sudah kelas XII SMA, dan sebentar lagi memasuki ujian nasional. Di sisa waktu yang tinggal beberapa minggu tidak mungkin untuk pindah kesekolah lainnya. Mau tidak mau Mawar harus tetap lanjut sekolah karena membutuhkan ijasah untuk melanjutkan kuliah. Sedangkan orang tuanya berfikir jika anaknya sampai dikembalikan maka sekolah mana lagi yang akan mau menerima dengan kondisi anaknya seperti itu.
Akhirnya kedua orang tuanya meminta solusi kepada dinas pendidikan untuk memediasi antara pihak sekolah dengan keluarga Mawar. Saya sebagai kepala sekolah waktu itu beserta wali kelas Mawar dipanggil ke dinas pendidikan untuk mengklarifikasi permasalahan Mawar dan orang tuanya. Sesampai disana kami bertemu langsung dengan kabid dinas pendidikan dan berdikusi lama disana. Kenapa alasan sekolah sampai mengembalikan Mawar ke orang tuanya, karena sudah melalui beberapa pertimbangan dan kesempatan yang sudah diberikan sekolah kepada Mawar maupun orang tuanya. Sehingga pihak sekolah sepakat untuk mengambil kebijakan seperti itu. Akhirnya pihak dinas memahami kebijakan yang diambil oleh sekolah kami. Namun karena ini sudah menjelang ujian nasional, melihat i’tikad baik dan juga permohonan maaf dari pihak Mawar dan keluarga akhirnya dinas meminta kepada pihak sekolah untuk bisa memberikan kesempatan terakhir kepada Mawar. Pihak dinas pendidikan yang akan bertanggung jawab nanti ketika ada permasalahan dikemudian hari, dengan konsekuensi Mawar akan dikembalikan ke orang tuanya ketika melalukan kesalahan sekecil apapun. Mawar dan orang tuanya pun menyetujui konsekuensi tersebut. Akhirnya Mawar bisa kembali sekolah seperti biasa dan orang tuanya sadar betapa anaknya sangat butuh perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Sampai – sampai kedua orang tuanya rela mengantarkan dan menjemput Mawar ke sekolah padahal jarak rumah Mawar ke sekolah cukup jauh, kurang lebih 18 kilo meter. Mawar pun sadar kesempatan terkahir adalah kesempatan yang membuat hati dan pikiran terbuka. Setiap orang punya salah, tapi akan ada saatnya untuk berubah. Sejauh – jauhnya orang tersesat akan kembali ke jalan yang benar. Mawar pun lulus dan mendapat ijasah sehingga bisa melanjutkan cita-citanya untuk kuliah ke perguruan tinggi yang dinginkan. Dan orang tuanya bangga melihat Mawar bisa lulus dan yang paling penting adalah sikap dan perilaku Mawar yang semakin membaik.
Pesan yang bisa diambil adalah orang yang bisa menggunakan kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik adalah orang yang beruntung. Tidak jadi masalah dengan pengalaman yang kurang baik menimpa pada diri kita, namun jadikan pengalaman itu sebagao guru yang paling berharga dalam kehidupan. Tak selamanya orang akan berbuat kesalahan, ada saatnya dia sadar dan belajar dari kesalahan itu untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
 
Pena Panuluh.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PERAN PENTING ORANG TUA DALAM PERKEMBANGAN BELAJAR SANG ANAK"

Posting Komentar