Menulis adalah media untuk mentransformasi energi - pengetahuan kedalam bentuk tulisan

KETIKA SEMESTA MENDULANG : Mahameru Terdiam Bagai Boom Waktu

 

KETIKA SEMESTA MENDULANG:

Mahameru Terdiam Bagai Boom Waktu

//

Tak ada pertanda akan kehadiranmu

Yang lama tertidur dalam pusara erupsi waktu

Sore itu… tak ada yang menyangka meski dalam angan sekalipun saat kepulan awan panas guguran menjadi saksi bisu

Akan prahara yang sedang berlalu dalam untaian selimut hangat yang menyelimuti mereka yang merindukan kedamaian dalam lantunan lintani nan syahdu

Mencoba bernaung dibawah teduhnya sang hujan abu yang menawarkan jalan menuju surga semu – menjura terkubur dalam abu mahameru

Mencoba berlari dari bayangan ketakutan dari gelapnya malam yang tak seharusnya datang duluan, dari panasnya lahar yang tak diundang – menjelma menjadi sungai lahar yang merenggut harapan dan jiwa – jiwa kesepian dalam kurun waktu tertentu

//

Dalam sekejab menghapus senyum seorang anak dalam dekapan ibunya yang terkubur dalam lautan abu vulkanik yang menjelma menjadi pemakaman

Dalam sekejab menghapus meraki seorang ayah yang menjura dalam kubangan abu vulkanik yang padam bak sekam begitu dalam

Dalam sekejab menghapus renjana dibalik senja temaram yang tak lagi mampu mengusap derai tangis yang membanjiri disetiap pijar hati yang kelam

Tak adalagi mangata yang menghias diruas jalan tempat mereka biasa menapakkan kaki – melakukan kegiatan sehari-hari tanpa nuraga sujana… tenggelam

//

Mahameru… dukamu terdengar diseluruh penjuru merebak dalam sekejap – ejawantah bencana yang melanda negeri ini

Memporak-porandakan gedung dan bangunan – yang telah mereka tempati dan mereka perjuangkan sampai mati meski tak sempat lagi menikmati

Meluluh-lantakkan kebun, ladang dan persawahan yang menjadi sumber pencaharian dari teduhnya jenggala dan gelapnya jumantara tanpa pilar penyangga yang tinggi

Dan mengubur semua… tiada sandang ataupun papan yang tersisa – hanya lukisan tentang penderitaan dan kesedihan yang lahir dari ganasnya erupsi

//

Kini sebait doa sangatlah berarti agar semesta mendengar dengan telinganya – betapa luka ini begitu menyayat hati – mereka yang tak punya apa-apa hanya sepenggal trauma yang mendalam

Kini uluran tangan sangatlah dibutuhkan agar mereka merasakan bahwa : “kalian tidaklah sendiri – masih banyak dari kita yang peduli dan ingin berbagi bersama dalam satu bentala lingkar alam”

Kepedulian kita menjadi jembatan baru yang menghubungkan antara duka mereka dengan harapan – menghubungkan antara derita mereka dengan perasaan – menghubungkan trauma mereka dengan semangat pantang menyerah yang tak pernah padam

Dibalik sebuah musibah besar tersimpan hikmah yang begitu dalam – Mahameru terdiam bagai boom waktu – Menghujam.

 


Banyuwangi, 05 Desember 2021 

Pena Panuluh

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "KETIKA SEMESTA MENDULANG : Mahameru Terdiam Bagai Boom Waktu"

Posting Komentar