Mungkin kebanyakan orang tak asing
dengan istilah model atau dunia model, mulai usia balita sampai dewasa banyak
yang menyukai model. Entah karena passion, profesi atau cuma sekedar hobi
biasa. Awalnya sih hanya sekedar penasaran, kemudian tertarik dan akhirnya
menyukainya, bahkan sampai professional. Ada yang hanya sebatas mencari kesenangan,
kepuasan, popularitas, atau hanya mengobati rasa penasaran, sampai prioritas
mencari rupiah dari bidang modeling yang mereka geluti. Meski banyak persepsi
miring tentang dunia model yang berkembang di masyarakat, namun kembali ke
individu atau pribadi dari model itu sendiri. Tidak bisa melihat dengan sebelah
mata, harus melihat secara objektif dan perspektif positif agar bisa melihat
sisi baik dunia model. Dunia model memang sangat menjanjikan popularitas, karir
dan nilai ekonomi yang tinggi. Meskipun setiap orang tidak terlahir dengan
bakat itu, akan tetapi jika ada niat, mau belajar, menjalani proses, dedikasi
tinggi terhadap dunia model, maka setiap orang akan sampai ke tangga
popularitas itu.
Seperti yang dialami Dary Zidan Lyco
Prasraya, panggilan akrabnya Lyco lahir di Banyuwangi 06 Mei 2013, di daerah
Srono kabupaten Banyuwangi. Namun Lyco besar dan tinggal di Bondowoso. Saat ini
Lyco genap berusia 7 tahun, bersekolah di TKK Indiarini Bondowoso kelas B2 dan
sebentar lagi menginjak jenjang sekolah dasar. Sang ayah bernama lengkap Dany
Andrico dan ibu bernama Lany Purwa S. Semasa kecil, Lyco belum mengenal sama
sekali apa itu dunia model. Meskipun sang ayah dulu pernah menggeluti dunia model.
Tepatnya sang ayah pernah sekolah model di Kadek Modeling School yang ada di
Banyuwangi. Saat itu ayahnya terjun secara langsung di dunia model. Mulai dari
foto model, event pragawan sampai artis video klip pembuatan lagu pop indie. Banyak
event yang pernah diikutinya, berbagai prestasi juga didapat oleh ayahnya yang
saat ini berprofesi sebagai wiraswasta. Harapan besar dari ayah dan ibu, Lyco bisa
meneruskan karir sang ayah didunia model. Mulai dari usia dini, mereka ingin
mengenalkan Lyco dengan dunia model, karena mereka melihat ada bakat dan
potensi yang ada pada Lyco untuk dikembangkan lebih jauh lagi. Kedua orang
tuanya sangat yakin dengan itu. “saya hanya mengenalkan kepada Lyco, bahwa dunia
model itu sangat asyik dan menyenangkan, disamping bisa kenal banyak teman,
juga banyak waktu untuk bisa bermain bersama dengan teman - teman” terang sang ayah
ingin mengenalkan anaknya simata wayangnya dengan dunia modeling. Namun Lyco
hanya mendengarkannya saja tanpa ada rasa penasaran sedikitpun, atau basa –
basi ingin bertanya lebih dalam tentang model itu seperti apa. Ekpresi wajahnya
yang datar dan diam seribu bahasa, entah dia benar – benar mendengarkan apa
yang dikatakan sang ayah, atau malah sebaliknya. Tentu itu menajdi PR berat
buat kedua orang tua Lyco.
Namun hal yang tak disengaja terjadi,
sekaligus merubah pandangan Lyco pada dunia model. Semenjak Lyco menginjak usia
6 tahun, mulai ada ketertarikan dengan dunia model. Itu perama kalinya Lyco
alami saat dapat brosur lomba model yang akan diadakan di SD Muhammadiyah
Bondowoso, yang ia dapat dari teman sekolahnya. Awalnya sih tak ada niatan sama
sekali untuk mengikuti lomba model, brosur yang ia dapat 6 hari menjelang event
tersebut akan diadakan. Bahkan memutuskan untuk tidak mengikuti lomba model
tersebut, entah karena alasan apa atau memang tidak ada niatan sama sekali.
Namun menjelang 3 hari event lomba model akan diadakan, Lyco memutuskan untuk
ikut, dengan sisa waktu 3 hari untuk latihan. Bukan tugas yang mudah untuk sang
ayah menemani latihan dengan sisa waktu tinggal 3 hari untuk persiapan mengikuti
lomba model. Latihan yang sama sekali belum pernah ia lakukan, disamping itu dengan
niat masih setengah hati untuk melakukannya, kerap Lyco ogah – ogahan dan
sempat nangis setiap kali diajak latihan oleh ayahnya.
Minggu itu event lomba model
diadakan, momen itulah awal karir Lyco sebagai model cilik ikut event lomba.
Tentu perasaan takut, gugup dan bingung bercampur padu. Lomba dimulai pukul
10.00 wib pagi sampai selesai. Sedangkan pengumuman pemenang lomba akan
diumumkan nanti jam 20.00 wib. Menunggu mulai pagi sampai malam bukan sesuatu
hal yang mudah, jenuh, lelah dan bosan. Namun demi Lyco, mereka setia menemani
sampai acara berakhir. Namun disaat lomba selesai, tiba waktunya pembacaan pengumuman
hasil perlombaan, tiba – tiba ibunya menerima telpon dari Banyuwangi, dan dapat
berita kalau orang tuanya masuk rumah sakit. Perasaan bingung bercampur sedih,
apa yang harus ibunya lakukan. Menunggu hasil penguman ankanya sampai akhir
atau bergegas pulang ke Banyuwangi untuk menemui orang tuanya di rumah sakit.
Akhirnya ia putuskan menunggu pengumuman sampai akhir setelah itu bergegas
pulang ke Banyuwangi. Sungguh penantian yang tak sia -sia, dengan terbalut perasaan sedih akhirnya
Lyco mendapat juara harapan untuk event yang pertama kali ia ikuti. Meskipun dengan segala keterbatasan waktu latihan dan
minimnya pengalaman. Tentunya ini menjadi kebanggan tersendiri kedua orang
tuanya. Dari situlah Lyco mulai tertarik di dunia model dan giat untuk
berlatih. Sempat juga ikut event kedua di Transmart Jember, namun belum mendapat
nomor. Lyco menangis karena sedih tak dapat juara, namun sang ayah dengan sabar
memberikan semangat. Ikut lomba itu tidak harus dapat juara, tapi untuk melatih
tampil berani didepan banyak orang itu sudah cukup. Lyco kembali bersemangat
setelah sang ayah memberikan motivasi, tapi dengan syarat Lyco minta dibelikan
ice cream. “hehehe… ada saja permintaanya, ya gpp lah… hitung-hitung belum
dapat juara, sebagai gantinya dapat ice cream dari ayah” ucap sang ayah
kepadanya.
Event ketiga yang Lyco ikuti dengan
tema busana pesta batik, karena belum punya kostum pesta batik mau tidak mau
kedua orang tuanya harus menyiapkan. Bertepatan saat itu banyak pengeluaran dan
juga kebutuhan. Antar ikut lomba atau tidak, karena butuh dana lebih beli
kostum untuk event perlombaan busana pesta batik. Seandainya dana itu dipakai
untuk beli kostum, terpaksa harus mencari dana pinjaman untuk kebutuhan
lainnya. Akhirnya dengan niat yang kuat, mereka memutuskan untuk mendaftarkan
Lyco mengikuti lomba, itu semua mereka lakukan demi kebahagiaan sang anak. Tapi
untuk kostum yang akan dipakai terpaksa menjahit dikarenakan keterbatasan dana
yang ada. Akhirnya untuk event ketiga lomba busana pesta batik, Lyco
mendapatkan juara harapan 1, sungguh peningkatan yang luar biasa. Tidak
berhenti disitu, event berikutnya di Mall Rien Collection Jember dengan dua
kategori yang dilombakan, fashion mendapatkan juara 2, dan foto genic
mendapatkan juara 3. Event berikutnya di Mall Lippo Jember dapat juara 2 dan 3,
lanjut event lomba di Aniversary sekolah modeling Jember dapat best male.
Bahkan event tingkat Jawa Timur pernah ia ikuti dan masuk top ten. Selain di
model dengan berbagai prestasi yang diraihnya, akhirnya diajak shooting iklan 2
kali. Lyco selain seorang model, iklan shooting juga pernah mengisi Aniversary
sekolah model di Jember dan sebagai bintang tamu juga sekaligus mengenakan baju
desainer disana. Banyak sekali penggemarnya juga mulai dari anak seusianya
sampai nitizen juga. Tentu menjadi perbincangan dikalangan model cilik di wilayah
Bondowoso dan Jember juga. Pada event Jember Festival Center bulan Agustus 2019
kemarin ikut D Difile Viking D Attwear Kids merupakan Festival tingkat
nasional yang diadakan di Jember setiap satu tahun sekali.
Sebelum tenar seperti sekarang, ada
momen dimana setiap orang pasti pernah mengalami titik balik dari perjalan
hidup yang ia lalui. Ditengah perjalanan karirnya Lyco sempat menjadi
perbincangan miring dikalangan orang tua yang anaknya sebagi model juga. Mereka
menilai kalau model itu butuh modal yang banyak, tidak semua anak bisa menjadi
model tanpa ada dukungan penuh oleh orang tua. Nota bene Lyco terlahir dari
keluarga sederhana, dengan profesi ayah sebagai wiraswasta biasa. “Tidak
mungkinlah anak orang biasa bisa bertahan di dunia model, bahkan berharap bisa
mendapat juara”, ocehan mereka yang ingin mematahkan semangat Lyco dan kedua
orang tuanya. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat kedua orang tuanya untuk
mendukung Lyco sepenuhnya. Mereka ingin membuktikan bahwa yang dikatakan mereka
itu salah. Siapapun yang ingin jadi model, asalkan ada niat, kemauan keras,
disiplin tinggi, giat berlatih, tidak mudah putus asa, sabar menjalani proses
yang ada dan tidak mudah menyerah, pasti ada harapan untuk menjadi juara. Dan
itu terbukti dengan semua prestasi yang sudah diraih oleh Lyco sebagai model
cilik tingkat Jawa Timur.
Ada beberapa agenda Lyco sebelum
pandemic covid19 ini sempat tertunda, diantaranya ada jadwal pemotretan di
Surabaya, dan Job Model bintang tamu di Lumajang, dan rencana tanggal 20 Juni
2020 jadi bintang tamu juga di agency di Surabaya untuk event lomba se
Indonesia. Sungguh perjuangan yang tidak sia – sia, melihat anak tumbuh
berkembang dengan segudang prestasi yang membanggakan. “Saya berharap kelak
Lyco bisa meneruskan cita – cita saya, yang belum tercapai menjadi model atau
artis professional yang bisa membawa nama harum tanah kelahirannya, ya… syukur
– syukur bisa membawa nama Indonesia” sebuah harapan seorang ayah untuk
anaknya.
Banyuwangi, 23 Mei 2020
Penulis
Pena panuluh
Sumber:
Dany Andrico (ayah
dari Dary Zidan Lyco Prasraya)
0 Response to "LYCO Model Cilik Berbakat"
Posting Komentar